Perjuangan As'ad (Edisi II)

Anak-Anak & Kebangkitan Islam
Kebangkitan Islam di negeri-negeri Islam selama fase-fase pertama manifestasinya, ditandai dengan bangkitnya perhatian terhadap Islam sebagai ideologi yang memiliki kekuatan yang pro terhadap kebebasan. Alqur'an dan sunnah merupakan sumber pokok untuk membuat solusi atas permasalahan pokok yang dihadapi umat Islam apakah itu ekonomi, sosial, politik  dan budaya mulai dari yang klasik hingga yang kontemporer, juga terutama persoalan Aqidah yang semakin mendesak dan terancam posisi sentralnya dalam hidup dan kehidupan umat Islam.

perhatian pada kebangkitan Islam dan perubahan yang signifikan sama sekali bukan gagasan yang baru. cara mencapai perubahan melalui pembaharuan dan revolusi sudah menjadi pokok dialogis kaum intelektual dan cendekiawan muslim dalam ranah yang kontroversial. As'ad misalnya yang juga merupakan tokoh intelektual religius  yang visioner yang mencooba berbuat dengan kekuatan jiwa, pikiran dan raganya untuk meraih Islam murni tanpa harus mengorbankan esensinya. ia memandang bahwa salah satu cara untuk membangkitkan semangat keberislaman kita adalah melalui pendidikan  dan penggemblengan jiwa spritual dengan akhlak mulia, hal itu perlu diberikan kepada umat sebagai persiapan menuju revolusi dan mengajak umat meninggalkan apa yang bertentangan dengan konsep Islam.

begitu tingginya makna ilmu sehingga dimana-mana dan kapan saja orang yang berilmu selalu dihargai oleh komunitasnya. dalam institusi pendidikan, orang yang paling cerdas (dulu) disebut sebagai Mahaguru, namun mungkin karena kurang keren diganti dengan sebutan professor. professor ini dihargai karena ubanya atau tuanya akan tetapi karena kedalaman ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

perekembangan umat manusia  hari ini, selalu mengalami evolusi dan perubahan baik kearah yang bersifat transendent maupun yang bersifat abstrak. hal itu kemudian berdampak pada intensitas pengaruh kebudayaan yang seakan tidak memiliki batas normal.

sebagai umat Islam, kekaffahan kita dalam berislam merupakan kewajiban, dimana dalam berislam kita dituntut untuk beribadah kepada-Nya tidak secara parsial. kesalahan terbesar sebagian umat Islam yang pernah dilakukan adalah ketika memisahkan antara aspek sosial, ilmu pengetahuan dan Islam (Iman), dan menganggap ibadah sebagai kegiatan ritual saja, halal-haram, surga-neraka sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.

harus kita akui bahwa praktek keberislamana kita hari ini sangat dipengaruhi oleh paham sekularistik. kurikulum dalam sistem pendidikan yang diterapkan pada hampir semua institusi pendidikan sangat jauh dari nilai-nilai yang Islami  bahkan sangat berbau materialistik, yang money, yang profit, atau yang industri oriented. aspek sosial kita pun diatur oleh hukum peninggalan kolonial Belanda, sistem ekonomi pun berbasis kapitalis dan tata cara berinteraksi sangat individualis.

keterasingan umat dari Islam itu sendiri disamping diakibatkan oleh faktor eksternal juga disebabkan oleh faktor internal. tekanan hegemoni Barat yang memaksakan ideologinya diperparah lagi oleh sebagian umat Islam yang membangkucadangkan nilai-nilai Islam pada sudut-sudut mesjid. (bersambung)....

Comments

Popular Posts