GURU ; Profesi dan harapan

Sekolah adalah Lembaga Pencerahan


Pendidikan awalnya adalah dari Filsafat menurut Prof. Dr. Franz Magnis Suseno. filsafat  merupakan pemikiran kritis yang perlu diapresiasi dalam setiap disiplin ilmu. belajar filsafat sebenarnya bisa mendapat wawasan untuk berprestasi ditempat lain, karena filsafat meningkatkan kemampuan intelektual seseorang. filsafat terdiri atas pembahasan debat, maka orang menjadi kritis, berdasar dan terbuka.


Potensi intelektual kita perlu di aktualisasikan, ditelaah secara kritis agar nantinya akan mengantarkan kita pada nilai-nilai yang akan membuka wawasan dan cakrawala pengetahuan kita. 

Pada kesempatan ini, saya tidak akan membahas lebih dalam tentang Filsafat, kegunaan filsafat dan sebagainya. tapi saya ingin mencoba pada kesempatan ini untuk mengkaji persoalan penting yang menurut saya layak untuk kita perbincangkan tentang persoalan pendidikan dan  permasalahannya.

kemorosotan pendidikan kita hari ini sudah terasa selama bertahun-tahun. dan upaya memperbaikinya sudah dilakukan. salah satu usaha diantaranya adalah dengan menyempurnakan kurikulum dari tahun 1975 ke kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994, 2006 terakhir terdengar kabar bahwa akan muncul kurikulum 2013.

Namun, faktor lain yang menyebabkan kemerosotan pendidikan bukan hanya dari faktor kurikulum , tetapi kurangnya kemampuan guru atau profesionalitas dalam bekerja menjadi jaminan kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru merupakan garda terdepan dalam perubahan ke arah yang lebih baik. karena itu program peningkatan mutu guru merupakan suatu keharusan yang mutlak..

Apabila mengacu pada Human Index Development (HDI), Indonesia menjadi negara dengan kualitas SDM yang memprihatinkan. berdasarkan HDI tahun 2007, Indonesia berada di peringkat 107 dunia dari 177 Negara. jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, seperti Malaysia misalnya berada pada tingkat 63, Thailand pada tingkat 78 dan Singapura berada urutan 25. Indonesia hanya lebih baik dari Papua Nugini dan Timor Leste yang berada diposisi 145 dan 150.

Apabila hal ini tidak dibenahi, bukan hal mustahil daya saing dalam dunia yang semakin kompetitif dan kwalitas SDM Indonesia semakin rendah. Tapi, saya yakin bahwa kedepan, setiap guru akan bekerja secara kreatif dan optimal untuk membangun kembali peradaban-peradaban ilmu pengetahuan yang kaku dan usang menjadi sebuah peradaban yang dapat dipastikan akan meningkat secara bertahap dan berkesinambungan.

Jadi guru, dimanapun dan kapanpun ia adalah aset Bangsa yang akan membuat perubahan dimasa depan. karena guru merupakan kunci bangsa yang akan berkiprah di jendela dunia.

Referensi :
Majalah Guruku : //No.02-Maret-2009

Comments

Popular Posts