Tugas Manusia Sempurna


Sumber foto : Google
Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mengemban amanah untuk memakmurkan bumi. Dalam mengemban amanah tersebut, manusia pada dasarnya telah membangun peradaban, sebab aktifitas mereka bertumpu pada tiga wujud kebudayaan, yang di dalamnya telah menghasilkan peradaban. Hasil yang mereka peroleh tidak lepas  dari potensi diri yang dimilikinya yaitu anugerah dari Tuhan berupa akal pikiran dan agama. Kedua hal ini merupakan ciri khas manusia yang sekaligus membedakannya dengan makhluk lain.

Dengan potensi akal pikiran manusia, jika digunakan secara optimal membuka untuk menjawab tantangan yang dihadapinya. Kendati demikian, realitas menunjukkan, banyak manusia gagal dalam menapaki kehidupannya untuk memakmurkan bumi, lantaran akal pikiran yang diharapkan memberikan panduan untuk menemukan jati dirinya, ternyata menjadi boomerang, karena hasil olah pikir mereka, yang telah melahirkan ilmu dan teknologi yang membuat manusia terpenjara oleh ilmu dan teknologi itu sendiri. Manusia hanya menjadi bagian dari mekanisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Di lain sisi, ditemukan juga realitas bahwa ada diantara manusia, memberikan porsi yang lebih banyak pada aktifitas keagamaan dan kurang mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, mengantarkan mereka kepada situasi yang tidak seimbang. Padahal menurut Albert Einstein (1897-1917) “Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa jika manusia ingin memperoleh kehidupan yang layak di dunia, perpaduan yang harmoni antara akal pikiran (yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan agama menjadi satu keniscayaan.

Dengan itu mereka akan menjadi manusia sempurna  yang mampu mengatasi segala pertentangan yang dilatarbelakangi oleh kepentingan pribadi maupun kelompok, sehingga yang tinggal adalah tebaran rasa kedamaian dan ketentraman bagi seluruh umat manusia. []

Comments

Popular Posts