Antara Cinta dan Prestasi

Usia remaja emang nggak jauh-jauh dari yang namanya urusan cinta. Eits, tapi jangan sampai kisah kasih mengulik dan merusak prestasi dong.

Punya seseorang dalam kehidupan lebih sekedar teman, menjadi penyemangat, saling membantu dan menjadi inspirasi dalam kehidupan, memang hal yang paling menyenangkan. Begitu pun dengan adik-adikku yang masih muda-muda pastinya yang mulai mengenal cinta.

Cinta merupakan ketertarikan terhadap lawan jenis, suatu keniscayaan dalam kehidupan. Hal tersebut intensnya mulai terasa saat mulai beranjak remaja. Seperti yang dikatakan Dr. Muhammad Tamar, M.Si, ketua prodi psikolog Unhas.


Disaat remaja pertama mengenal yag namanya pacaran, peran orang tualah yang harus mendampingi anaknya saat mulai mengenal cinta. Tidak melarang mereka untuk berpacaran, melainkan mendampingi mereka ke arah yang lebih baik dalam beriteraksi sosial dengan siapa pun, termasuk teman perempuannya tadi.

Masa remaja merupakan masa yang mudah untuk menata masa depan. Pendidikan bisa berjalan dengan baik, begitupun dengan pertemanan. Remaja bukan untuk dicaci dan disalahkan. Tetapi lebih pada bagaimana sikap orang tua menjadikan anaknya sebagai sahabatnya.

Selain orang tua, guru pun harus punya andil didalamnya mengarahkan mereka bagaimana bergaul dengan baik dan tahu batasan, jangan sampai itu akan menurunkan prestasi belajarnya.

Mestinya yach! Pacaran itu harus saling mengisi kekurangan dan kelebihan satu sama lain, saling mengingatkan dan pastinya tidak melanggar norma-norma dan nilai-nilai akhlaki atau agama dan sosial serta budaya kita Indonesia.

Semangat!!!!

Sumber : keker_fajar/selasa,11/02/2014

Comments

Popular Posts